Sekilas nampak
sama, apalagi bagi orang awam yang belum memperhatikan fashion. Namun
sebenarnya Blazer dan Jas itu sangat berbeda. Sejarah mencatat, mode pria
banyak diciptakan di Prancis, tapi Inggrislah yang memperbaiki dan membuat
aturannya. Akhir abad 19 muncul kebiasaan baru kaum pria di London untuk
bermain biliar dan merokok di ruang khusus sehabis acara jamuan makan
malam. Untuk ke ruang tersebut mereka
sengaja memakai setelan jas khusus. Jas itu dipakai supaya melindungi tubuh
dari bau asap rokok yang menempel di pakaian dan dikuatirkan akan menggangu
penciuman kaum wanita ketika para pria kembali lagi ke ruang duduk untuk
melanjutkan malam panjang mereka.
Jas khusus untuk
merokok itu disebut dinner jacket di Inggris atau smoking di Prancis. Apa pun
sebutannya, setelan itu berupa jas hitam
yang dipakai terbuka di atas kemeja putih, rompi hitam dan dasi kupu-kupu hitam.
Kemejanya memakai lipit-lipit di bagian
dada yang disebut plastron. Awalnya kerah kemeja itu bermodel berdiri tegak dengan bagian ujung menekuk.
Jas ini populer
di Eropa tahun 1890an. Di Amerika dikenal dengan sebutan tuxedo. Berasal dari
Tuxedo Park Club di mana seorang pria pesolek bernama Griswold Lorillard
memamerkan setelan jas “tidak formal” itu tahun
1886. Penampilan pertama setelan jas itu menjadi skandal, tapi di
kemudian hari banyak pria menjadi pengikutnya.
Amerika juga
kemudian mengganti kemeja berkerah berdiri itu
dengan kerah biasa sampai akhirnya diterima luas sampai sekarang.
Smoking menjadi
simbol gaya modern yang elegan masa itu. Mulanya kelihatan kasual, lama-lama
dianggap semi formal. Selama malam musim panas di hotel tepi pantai, pengunjung
kasino menyukai gaya pakaian itu. Di French Riviera, dinner jacket itu terkenal
dengan sebutan “Monte Carlo” karena dipakai untuk berjudi.
Pria-pria modis
membawanya dalam perjalanan liburan mereka untuk dipakai selama makan malam di
hotel. Kemudian juga terlihat dalam pesta kalangan terbatas dan di gedung
teater. Malah ada masanya tuksedo dipakai untuk baju petang saat minum teh di
luar kota.
Di tahun 1920an
pengarang dan aktor Noel Coward mengganti rompi dengan ban pinggang lebar
terbuat dari satin. Ban pinggang lebar itu disebut cummerband yang berasal dari bahasa Hindustan kamarband.
Kini
smoking, tuksedo atau dinner jacket
menjadi setelan jas paling resmi. Biasanya merupakan dress code untuk acara
jamuan makan malam resmi di istana sampai acara formal kalangan pebisnis. Juga
menjadi busana pengantin ala Barat dan pakaian wajib para aktor dalam acara
penyerahan piala Oscar.
Dalam
perkembangannya sifat formal jas itu
kemudian dilanggar oleh kaum muda. Aktor Brad Pitt, misalnya, datang ke
acara penyerahan Oscar dengan tetap memakai setelan jas jas tuksedo dan kemeja
putih, tapi tanpa dasi.
Sedangkan blazer
lahir di era Edwardian di Eropa dan merebak di era swinging tahun 60-an. Pada
tahun 80-an hingga sekarang jas atau blazer banyak dikenakan oleh pria-pria
Italia, dan berkembang dengan beragam gaya dan gaya yang inspiratif.
Itu sejarah
kecil Jas dan Blazer yang saya cuplik dari http://muarabagdja.com dan
http://adisurantha-infashion.blogspot.com Kalo membicarakan perbedaannya Jas
adalah fashion formal yang bakal ningkatin value kamu saat kamu dipandang
orang, biasanya dipakai untuk kekantor/kerja, kain dan rajutan lebih rapi dari
blazer. Sedangkan Blazer rajutan/jahitan dan kainnya lebih beragam sehingga
cocok buat nongkrong sama temen-teman. simpelnya si Blazer ini anak muda keren
yang suka jalan-jalan dan si Jas adalah Pria Dewasa yang sibuk dengan kerjaan.
Elemen fashion
blazer adalah salah satu outerwear yang wajib dimiliki pria. Keampuhannya
selain memberikan nuansa rapi saat berbusana juga mampu “memikat” wanita!
Cosmo, memilih tiga jenis blazer untuk mengakomodir gaya berbusana Anda, So,
Lets try dude!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar